KONSELING PADA IBU NIFAS
Makalah ini diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu tugas Mata Kuliah KIPKA
Disusun Oleh : Kelompok 7
1.
Dwi Kartika Asih
2.
Eka Inten Dewi
3.
Elpiyah
4.
Mega Sagita
REGULER
1
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA
CIREBON
JL. Kampung Melati no. 6A kesambi
Cirebon
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Komunikasi Konseling
pada Ibu Nifas. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Konseling.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Cirebon,09 juli 2014
Penyusun
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar
Belakang
.................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan
................................................................................................ 2
D. Manfaat
Penulisan
.............................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
......................................................................................... 3
A. Pengertian
Masa Nifas
..................................................................................... 3
B. Tahapan-tahapan
Masa Nifas
.......................................................................... 3
C. Tujuan
Asuhan Masa Nifas
.............................................................................. 4
D. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa
Nifas (Involusi Traktus Genetalis) .. 4
E.
Adaptasi
Psikologis Masa Nifas
...................................................................... 6
F.
Aspek
– Aspek Klinik Masa Nifas
.................................................................. 6
G.
Kebijakan
Program Nasional Masa Nifas
........................................................ 7
H.
Kunjungan
Masa Nifas
..................................................................................... 8
I.
Perawatan
Masa Nifas ...................................................................................... 9
J. Peran dan Tanggung Jawab Bidan
dalam Masa Nifas
.................................... 10
K.
Pendidikan
Kesehatan Masa Nifas
................................................................... 11
BAB III
PERCAKAPAN
......................................................................................... 13
BAB IV
PENUTUP
................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran
..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di negara maju maupun negara
berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa
kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan
kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian baca selengkapnya ibu
serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini
terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan
pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi
dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang
timbul pada masa pascapersalinan. Oleh karena itu, pelayanan pascapersalianan
harus terselenggara pada masa nifas atau puerperium untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta pelayanan pemberian ASI,
cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian masa nifas?
2.
Bagaimana tahapan dalam masa nifas?
3.
Apa tujuan dari asuhan masa nifas?
4.
Bagaimana terjadinya proses perubahan pada organ reproduksi
ibu masa nifas?
5.
Adaptasi psikologis seorang ibu dalam masa nifas?
6.
Aspek-aspek klinis masa nifas?
7.
Apa saja kebijakan program nasional masa nifas?
8.
Apa tujuan dari kunjungan masa nifas?
9.
Bagaimana cara perawatan masa nifas?
10.
Bagaimana peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan
asuhan pada ibu nifas?
11.
Asuhan apa saja yang termasuk ke lanjutan masa nifas
dirumah?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menjelaskan pengertian masa nifas
2.
Menjelaskan tahap-tahap masa nifas
3.
Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
4.
Menjelaskan perubahan organ reproduksi pada masa nifas
5.
Menjelaskan adaptasi psikologis masa nifas
6.
Menjelaskan aspek-aspek klinis masa nifas
7.
Mengetahui kebijakan program nasional masa nifas
8.
Menjelaskan tujuan kunjungan masa nifas
9.
Menjelaskan perawatan masa nifas
10.
Menjelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
11.
Menjelaskan asuhan lanjutan masa nifas di rumah
D.
Manfaat Penulisan
1.
Mahasiswa mampu menjelakan pengertian dari masa nifas
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap masa nifas
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari asuhan masa nifas
4.
Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan organ reproduksi pada masa nifas
5.
Mahasiswa mampu menjelaskan adaptasi psikologis yang dialami ibu masa nifas
6.
Mahasiswa mampu menjelaskan aspek-aspek klinis dari masa nifas
7.
Mahasiswa mampu mengetahui kebijakan program nasional masa nifas
8.
Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan kunjungan masa nifas
9.
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai perawatan masa nifas
10. Mahasiswa mampu menjelaskan peran dan
tanggungjawab bidan dalam masa nifas
11.
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan
lanjutan masa nifas di rumah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas merupakan masa dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti
semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 – 8 minggu atau dalam agama
islam disebut 40 hari.(mochtar R, 1998 )
Masa nifas adalah masa dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan.
(Pusdiknakes, 2003:003).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281).
Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu
melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
B. Tahap-tahap masa
Nifas
Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan
yaitu :
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial yaitu suatu
masa dimana kepulihan menyeluruh organ-organ reproduksi yang lamanya 6 – 8
minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau
sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan, terutama bagi ibu
hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. (Mochtar R, 1998).
C. Tujuan Asuhan Masa
Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa
nifas adalah
1. Untuk mempercepat involusi uterus (
rahim )
2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan
bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.
3. Melaksanakan skrining yang
komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, cara dan manfaat
menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayisehari-hari.
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendapatkan kesehatan emosi.
D. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Nifas (Involusi Traktus
Genetalis)
1. Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi
a. Bayi lahir : Setinggi pusat (1000
gr)
b. Uri lahir: 2 jari di bawah pusat –
750 gr
c. 1 minggu: Pertengahan pusat sympisis
– 500 gr
d. 2 minggu: Tak teraba diatas sympisis
– 350 gr
e. 6 minggu: Bertambah kecil – 50 gr
f. 8 minggu: Sebesar normal – 30 gr
2. Endometrium
Perubahan–perubahan
endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis di tempat
inplantasi plasenta.
a. Hari pertama : endometrium setebal
2-5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin
b. Hari ke dua : Permukaan mulai rata
akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami degenerasi.
3. Involusi tempat plasenta
Uterus
pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam
cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter
7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai
24 mm.
4. Perubahan pada pembuluh darah uterus
Pada
saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya
ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot
berkontraksi, pembuluh – pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini
akan menghentikan darah setelah plasenta lahir.
5. Perubahan servix
Segera
setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri
yang mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga
perbatasan antara corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna
servix merah kehitam – hitaman karena pembuluh darah. Segera setelah bayi
dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah
1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum uteri.
6. Vagina dan pintu keluar panggul
Vagina
dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang
ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen
muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis
7. Perubahan di peritoneum dan dinding
abdomen
Ligamen-ligamen
dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus,
setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan
rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar, 1998).
E. Adaptasi Psikologis Masa Nifas
1. Masa
Taking In ( 1-2 hari post partum )
a. Ibu bersifat pasif dan berorientasi
pada diri sendiri
b. Tingkat ketergantungan tinggi
c. Kebutuhan nutrisi dan istirahat
tinggi
d. Ibu akan mengingat dan
mengulang-ulang cerita tentang pengalamannya melahirkan
2. Masa
Taking Hold ( 3-4 hari post partum)
a. Ibu khawatir akan kemampuannya
merawat bayi
b. Lebih fokus pada perubahan fungsi-
fungsi tubuh, seperti eliminasi dan daya tahan tubuh
c. Ibu berusaha keras untuk menguasai
keterampilan merawat bayi secara mandiri
3. Masa
Letting Go ( minggu ke 3-4 post partum )
a. Perhatian pada bayi sebagai
individu terpisah
b. Ibu mengambil tanggung jawab
sepenuhnya terhadap perawatan bayi.
F.
Aspek – Aspek Klinik Masa Nifas
1. Suhu
Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan,
tetapi tidak lebih dari 38°C. Bila terjadi peningkatan melebihi 38°C selama 2
hari berturut-turut, maka kemungkinan terjadi infeksi. kontraksi uterus yang
diikuti HIS pengiring menimbulkan rasa nyeri-nyeri ikutan (after pain) terutama
pada multipara, masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan
endomentrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut lochea.
2. Pengeluaran lochea
Pengeluaran lochea terdiri dari :
a. Lochea rubra ( hari ke 1 – 2)
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo, dan mekonium
Terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo, dan mekonium
b. Lochea sanguinolenta (hari ke 3 – 7
)
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
c. Lochea serosa ( hari ke 7 – 14)
Berwarna kekuningan.
Berwarna kekuningan.
d. Lochea alba ( hari ke 14 – selesai
masa nifas)
Hanya merupakan cairan putih, lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.
Hanya merupakan cairan putih, lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.
3. Payudara
Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada
organ pelvix, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kecuali
jika laktasi supresi payudara akan lebih menjadi besar, kencang dan lebih nyeri
tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya
laktasi. Hari kedua post partum sejumlah colostrums cairan yang disekresi oleh
payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari
puting susu. Colostrums banyak mengandung protein, yang sebagian besar globulin
dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.
4.
Traktus Urinarius
Buang air sering sulit selama 24 jam pertama, karena
mengalami kompresi antara kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urine
dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan.
Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air
akan mengalani penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.
5.
System Kardiovarkuler
Normalnya selama beberapa hari pertama setelah kelahiran,
Hb, Hematokrit dan hitungan eritrosit berfruktuasi sedang. Akan tetapi umumnya,
jika kadar ini turun jauh di bawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama
persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu
pertama setelah kelahiran , volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah
waktu tidak hamil yang biasa, setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal
seperti keadaan tidak hamil.
G.
Kebijakan Program Nasional Masa
Nifas
Kebijakan program nasional pada masa
nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas,
dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan
bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap
kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau
masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah
yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Asuhan yang
diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas.
H.
Kunjungan
Masa Nifas
Kunjungan masa nifas minimal
dilakukan 4 kali selama masa nifas.
1. Kunjungan I ( 6 – 8 jam
post partum )
a. Mencegah perdarahan masa nifas oleh
karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan perawatan penyebab
lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu dan
keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui
pencegahan hipotermi
g. Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik
2.
Kunjungan ke-2 ( 6 hari post partum )
a. Memastikan involusi uterus barjalan
dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi dan perdarahan
c. Memastikan ibu mendapat istirahat
yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui
f. Memberikan konseling tentang
perawatan bayi baru lahir
3. Kunjungan ke-3 ( 2 minggu post
partum )
Asuhan pada 2 minggu post partum
sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
4. Kunjungan ke-4 ( 6 minggu post partum )
a. Menanyakan
penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas
b. Memberikan konseling
KB secara dini
I.
Perawatan Masa Nifas
Perawatan
puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :
Rawat gabung ( roming in ). Perawatan ibu dan bayi dalam satu
ruangan bersama-sama.
Tujuannya agar terbentuk ikatan antara ibu dan bayinya dalam bentuk kasih sayang ( bounding attachment ), sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.
Tujuannya agar terbentuk ikatan antara ibu dan bayinya dalam bentuk kasih sayang ( bounding attachment ), sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.
a. Pemeriksaan umum meliputi kesadaran
penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
b. Pemeriksaan khusus meliputi
pemeriksaan fisik, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus.
c. Payudara
Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna.
Perawatan payudara sudah dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oxitosin dikeluarkan oleh hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna.
d. Lochea; lochea rubra, lochea
sanguinolenta
e. Luka jahitan
Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, turbor, dan tumor ).
Luka jahitan apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi ( kalor, dolor, turbor, dan tumor ).
f. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang.
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri dan kekanan serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke – 4 dan ke- 5 diperbolehkan pulang.
g. Diet
Makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
Makan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
h. Miksi
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi.
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya, paling tidak 4 jam setelah kelahiran. Bila sakit, kencing dikaterisasi.
i. Defekasi
Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma.
Buang air besar dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit bab dan terjadi obstipasi apabila bab keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma.
j. Kebersihan diri
Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang kemudian anus, kemudian mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin.
Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun, dari vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang kemudian anus, kemudian mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan kelamin.
k. Menganjurkan pada ibu agar mengikuti
KB sendini mungkin setelah 40 hari (16 minggu post partum)
l. Imunisasi
Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.
Menganjurkan ibu untuk selalu membawa bayinya ke RS, PKM, posyandu atau dokter praktek untuk memperoleh imunisasi.
J.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat
penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab
dalam masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara
berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu
dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program
kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya
rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan
cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara
professional.
K. Pendidikan Kesehatan
Masa Nifas
1. Gizi
Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit).
Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit).
2. Kebersihan diri
Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara
lain: menganjurkan kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan
daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu untuk
cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai
luka episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah
luka.
3. Istirahat / tidur
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal
istirahat/tidur meliputi: menganjurkan ibu untuk cukup istirahat; menyarankan
ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu
bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI yang diproduksi,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan
depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri sendiri.
4. Pemberian ASI
Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI
sangat bermanfaat, karena pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu
dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI;
mengajarkan cara perawatan payudara.
5. Latihan/ senam nifas
Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi:
mendiskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali
normal; menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat
bantu mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal.
6. Hubungan seks dan Keluarga Berencana
Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana
yaitu: hubungan seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan
ibu sudah merasa nyaman; keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan KB
tergantung pada pasangan yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat
kontrasepsi KB.
7. Tanda-tanda bahaya masa nifas
Pendidikan kesehatan tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi:
berikan pendidikan kesehatan tanda bahaya masa nifas untuk mendeteksi
komplikasi selama masa nifas. Tanda bahaya berupa: perdarahan dan pengeluaran
abnormal, sakit daerah abdomen/punggung, sakit kepala terus menerus/penglihatan
kabur/nyeri ulu hati, bengkak pada ekstremitas, demam/muntah/sakit saat BAK,
perubahan pada payudara, nyeri/kemerahan pada betis, depresi postpartum.
BAB III
PERCAKAPAN
Ibu : Assalamualaikum,ada ibu bidannya?
Asisten Bidan : Walaikumsalam,oh ya bu ada didalam mari bu masuk,silahkan
duduk,tunggu
sebentar ya bu saya tunggu ibu bidannya
dulu.
Ibu : iya bu
Bidan : Pagi bu,ada yang bisa saya bantu bu?
Suami : Ya bu,saya ingin memeriksakan istri saya
karena ada masalah dengan air
susu istri saya tidak keluar
Bidan : Owh iya pak, tapi sebelumnya
boleh saya tau nama ibu dan bapak siapa?
Dan dari mana?
Bapak : Nama saya Tn.I dan istri saya
Ny.D saya dari dusun krajan desa batangsari
kampung sebalah bu.
Bidan : Usia ibu berapa?
Ibu : 23 tahun
Asisten Bidan : Lalu apa yang ibu rasakan sekarang?
Ibu :
Sakit susu sebelah kanan,panas,bengkak,merah
Bidan : Sudah berapa lama?
Ibu : Sudah 3 hari
Asisten Bidan : Terus di susuin ga? Dedenya mau nyusu ga?
Ibu : Iyah disusuin tapi dedenya
ga mau
Asisten Bidan : seharusnya walaupun dednya ga mau tapi tetep di susuin,supaya
tidak
semakin bengkak.
Bidan
: disamping itu ibu juga hrus rutin perawatan payudara,dengan cara
memijat
dengan
menggunakan baby oil selama 20kali secara perlahan-lahan secara rutin,yang bertujuan untuk memperlancar
sirkulasi darh dan mencegah tersumbatnya saluran susu,sehingga memperlancar
pengeluaran asi.
Ibu : ya bu trimakasih atas
saranya nanti saya coba di rumah.
Bidan : ya bu sama-sama,jika ada
komplikasi ibu datang ke saya lagi.
Bapa : ya bu trimakasih,saya pulang
dulu.
Ibu : Asamualaikum wr wb
Bidan
: walaikumsalam wr wb.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 – 8 minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari, tahap-
tahap masa nifas meliputi : puerpurium dini, puerpurium intermedial, remot
puerpurium. Tujuan dari masa nifas yaitu untuk mengetahui kesejahtraan ibu dan
bayi, baik dari kesehatan, kebersihan , nutrisi, pemberian ASI, tanda bahaya
masa nifas, perdarahan, cara mencegah hipotermi pada bayi.
B.
Saran
Dewasa ini penerapan asuhan pada ibu nifas sangat di
perlukan karena sangat membantu ibu dalam menjalankan perannya sebagai seorang
ibu ketika mengalami kesulitan dalam mengasuh bayinya. Serta, dengan adanya
konseling masa nifas ibu menjadi lebih memahami betapa pentingnya menjaga
kebersihan, pemenuhan nutrisi, waspada akan terjadinya kelainan-kelainan yang
dapat membahayakan ibu dan bayinya. Selain itu juga dapat membantu mahasiswa
dalam belajar tentang betapa pentingnya asuhan kebidanan untuk ibu nifas
khususnya mahasiswa kebidanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar